Pertaminamenegaskan harga BBM penugasan atau yang diatur pemerintah yaitu Premium dan Solar tidak naik. Harga Premium dan Solar Tetap, Cuma Pertamax Cs yang Naik . Trio Hamdani Dikutip laman Pertamina, Minggu (1/7/2018), harga Pertamax di Jakarta per 1 Juli sebesar Rp 9.500 per liter atau naik Rp 600 dibanding sebelumnya Rp 8.900 per
PTPertamina (Persero) melakukan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) Umum dalam rangka mengimplementasikan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian
Peresmianini merupakan langkah percepatan untuk menambah layanan BBM guna memenuhi kebutuhan bagi masyarakat dalam program BBM Satu Harga di wilayah Provinsi Maluku. Titik ini merupakan titik ke-17 yang telah beroperasi di tahun 2018 dari target 15 titik di seluruh wilayah operasional Pertamina Marketing Operation Region VIII Maluku – Papua.
Sementarauntuk BBM jenis Premium tidak tercantum dalam laman resmi Pertamina. Berikut daftar lengkap harga BBM Pertamina per 1 Januari 2022: Harga BBM Pertamina Aceh. Pertalite: Rp7.650. Pertamax: Rp9.000. Pertamax Turbo: Rp12.000. Dexlite: Rp9.500. Pertamina Dex: Rp11.150. Harga BBM Pertamina Sumatera Utara.
HargaKeekonomian BBM Solar Industri PT.Pertamina (persero), Periode: 1-14 September 2016 Tags. Dapatkan penawaran solar industri dengan harga terbaik dari kami. hubungi: 081347733327 email : nanohsd@gmail. com. Harga HSD Migas Periode 15 - 31 Mei 2018 Wilayah Surabaya dan sekitar - Rp 7.800,- / liter. - Include ppn
Didugadijual kembali dengan murah sebagai solar industri di marketplace. 29 Juli 2022. Berita. Nasional. Industri. Infrastruktur. Perdagangan. Internasional. melonjak dari 260 kasus pada 2018. jika mengacu harga jual yang dirilis Pertamina di 34 provinsi di Indonesia pada bulan April ini. Solar nonsubsidi paling murah dijual dengan
. ILUSTRASI. SPBU Pertamina Reporter Febrina Ratna Iskana Editor Handoyo . ENERGI - JAKARTA. Harga minyak dunia sedang dalam tren naik. Pada awal tahun 2018, harga minyak berada di level US$ 65 per barel, saat ini harga minyak sudah menyentuh level US$ 80 per barel. Kenaikan harga minyak pun menyerat harga Bahan Bakar Minyak BBM. PT Pertamina Persero saja sudah melakukan penyesuaian harga sebanyak sembilan kali sepanjang periode Januari hingga Oktober 2018. Teranyar, Pertamina menaikkan harga Pertamax Series dan Dex Series dengan besaran kenaikan harga berkisar Rp 900/liter hingga Rp Namun, Pertamina tidak menaikkan harga premium, solar dan pertalite. Hingga saat ini, pemerintah belum merubah harga solar dan premium sepanjang tahun 2018. Harga pertalite saat ini sebesar Rp solar Rp dan premium Rp Pertamina pun disebut-sebut menanggung selisih harga yang cukup besar. Namun Pertamina enggan berkomentar terkait besaran selisih harga BBM tersebut."Saya belum ada hitungannya,"ujar VP Corporate Communication Pertamina, Adiatma Sardjito kepada Jumat 19/10. Jika merujuk pada formula harga, harga solar untuk periode 1 Oktober-31 Desember 2018 sebesar Rp belum termasuk pajak Harga tersebut berdasarkan Mean of Platts Singapore MOPS US$ 96 per barel. Harga solar tersebut naik dari periode 1 Juli-30 September 2018 sebesar Rp liter. Harga solar ini berdasarkan MOPS sebesar US$ 84,84/barel. Untuk harga premium periode 1 Oktober - 31 Desember 2018 seharusnya sudah mencapai Rp belum termasuk pajak. Harga ini berdasarkan MOPS sebesar US$ 90/barel. Konsumsi BBM berdasarkan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi BPH Migas untuk realisasi konsumsi solar periode Januari hingga 15 Oktober 2018 sudah mencapai 12,01 kiloliter KL atau sebesar 82,18% dari kuota tahun ini sebanyak 14,62 juta KL. Untuk realisasi konsumsi premium periode Januari sampai 15 Oktober 2018 sudah mencapai 6,78 juta KL. Jika selisih harga BBM semakin besar, maka akan terus menjadi beban keuangan bagi Pertamina. Akhirnya laba perusahaan plat merah tersebut pun dipastikan akan tergerus. Direktur Keuangan Pertamina, Pahala N. Mansury menyebut laba Pertamina pada tahun ini lebih rendah dibanding realisasi laba pada tahun lalu. Tahun lalu, Pertamina mampu membukukan laba sebesar US$ 2,41 miliar. "Harapan kami sampai akhir tahun nanti kami masih bisa bukukan laba. Dibanding tahun lalu tentunya berkurang, tapi kami masih akan bukukan laba sampai dengan akhir tahun,"ujar Pahala pada Rabu 17/10. Namun Pahala masih enggan menyebut kisaran laba Pertamina di akhir tahun ini. "Tidak bisa kasih angka, saya tidak hafal angkanya. Masih akan positif insya Allah," imbuhnya. Laba Pertamina dalam enam tahun terakhir memang naik turun. Pada tahun 2012, realisasi laba Pertamina sebesar US$ 2,77 miliar. Tahun 2013, Pertamina mencatatkan kenaikan laba menjadi US$ 3,07 miliar. Namun tahun 2014, laba Pertamina anjlok seiring turunnya harga minyak. Laba Pertamina pada tahun 2014 hanya sebesar US$ 1,45 miliar. Pada tahun 2015, laba Pertamina turun lagi menjadi US$ 1,41 miliar. Kemudian pada tahun 2016 kembali naik menjadi US$ 3,15 miliar. Pada tahun lalu, laba Pertamina kembali tirun menjadi US$ 2,41 miliar. Tahun ini, Pertamina pun hanya ditargetkan memperoleh laba sama dengan tahun lalu sebesar US$ 2,4 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News DONASI, Dapat Voucer Gratis! Dukungan Anda akan menambah semangat kami untuk menyajikan artikel-artikel yang berkualitas dan bermanfaat. Sebagai ungkapan terimakasih atas perhatian Anda, tersedia voucer gratis senilai donasi yang bisa digunakan berbelanja di KONTAN Store.
harga solar industri pertamina 2018