Dantiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat: dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya dan supaya orang-orang yang diberi Al Kitab dan orng-orang mukmin itu tidak ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di dalam
TafsirSurat Al-Baqarah Ayat 54. Tafsir | Ahad, 27 Jun 2021; Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 53. Tafsir | Sabtu, 26 Jun 2021; Selanjutnya . Terpopuler. 1. Trik Gus Samsudin Dibongkar, Ketua PBNU: Jangan Kiaikan Dukun. 2. Beda Dukun dan Kiai Ahli Hikmah Menurut Gus Fahrur. 3. Benarkah Abu Bakar Ba'asyir Mengakui Pancasila? Ini Faktanya
TerjemahanArti Surah Al Muddastir Dalam Bahasa Inggris. Surah yang ke-74 dalam Al Qur'an dan terdiri dari 56 ayat. المدثر Al-Muddaththir - The Cloaked One 74:1 O thou enveloped in thy cloak, 74:2 Arise and warn! 74:3 Thy Lord magnify, 74:4 Thy raiment purify, 74:5 Pollution shun! 74:6 And show not favour, seeking wordly gain! 74:7 []
Didalam kitab Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan, bahwa Imam Bukhori dan Imam Muslim meriwayatkan hadis terkait asbabun nuzul Surat al-Mudatsir ayat 1-2. Diceritakan, ketika Nabi Muhammad beruzlah di Gua Hira selama sebulan lamanya, terdengar olehny suara yang memanggil-manggil nama beliau. Namun, Rasulullah tidak mendapati seorang pun di sana.
Latindan Terjemahan Surat Al An'am Ayat 67 لِّكُلِّ نَبَإٍ مُّسْتَقَرٌّ ۚ وَسَوْفَ تَعْلَمُونَ Likulli naba`im mustaqarruw wa saufa ta'lamụn Artinya: Untuk setiap Latin dan Terjemahan Surat Al An'am Ayat 67 لِّكُلِّ نَبَإٍ مُّسْتَقَرٌّ ۚ وَسَوْفَ
38 كُلُّ نَفْسٍۭ بِمَا كَسَبَتْ رَهِينَةٌ. Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya, Tafsir al-Jalalain(Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya) dia tergadaikan, yaitu diazab di dalam neraka disebabkan amal perbuatannya sendiri.(Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas
. Surat Al Kautsar الكوثر adalah surat ke-108 dan merupakan surat terpendek dalam Al Quran. Berikut ini terjemahan, asbabun nuzul, dan tafsir Surat Al Kautsar. Surat ini terdiri dari tiga ayat dan merupakan Surat Makkiyah, menurut mayoritas ulama. Ia adalah surat ke-14 atau ke-15 yang turun kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Yakni setelah Surat Al Adiyat dan sebelum surat At Takatsur. Ada sebagian ulama yang berpendapat surat ini Madaniyah karena di dalamnya memerintahkan inhar berkorbanlah. Sedangkan ibadah qurban disyariatkan setelah hijrah ke Madinah. Namun pendapat ini ditolak ulama lainnya karena sejak di Makkah sudah dikenal penyembelihan binatang sebagai pengorbanan. Dinamakan surat Al Kautsar yang merupakan nama sungai di surga dan dapat pula diartikan nikmat yang banyak, diambil dari ayat pertama dari surat ini. Surat ini juga dinamakan Surat An Nahr, diambil dari ayat kedua. Surat Al Kautsar dan ArtinyaAsbabun Nuzul Tafsir Surat Al KautsarSurat Al Kautsar ayat 1Surat Al Kautsar ayat 2Surat Al Kautsar ayat 3Penutup Berikut ini Surat Al Kautsar dalam tulisan Arab, tulisan Latin, dan artinya dalam bahasa Indonesia إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ . فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ . إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ Innaa a’thoinaa kal kautsar. Fasholli lirobbika wanhar. Inna syaani,aka huwal abtar ArtinyaSesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus. Baca juga Ayat Kursi Asbabun Nuzul Imam Ahmad meriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu terkait asbabun nuzul Surat Al Kautsar. Bahwa Rasulullah menundukkan kepalanya sejenak lalu beliau mengangkat kepalanya seraya tersenyum. Para sahabat bertanya, “Mengapa engkau tersenyum ya Rasulullah?” Maka Rasulullah menjawab, “Sesungguhnya telah diturunkan kepadaku suatu surat.” Lalu beliau membaca Surat Al Kautsar. “Tahukah kalian apakah Al Kautsar itu?” Mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda هُوَ نَهْرٌ أَعْطَانِيهِ رَبِّى عَزَّ وَجَلَّ فِى الْجَنَّةِ عَلَيْهِ خَيْرٌ كَثِيرٌ يَرِدُ عَلَيْهِ أُمَّتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ آنِيَتُهُ عَدَدُ الْكَوَاكِبِ يُخْتَلَجُ الْعَبْدُ مِنْهُم فَأَقُولُ يَا رَبِّ إِنَّهُ مِنْ أُمَّتِى. فَيُقَالُ لِى إِنَّكَ لاَ تَدْرِى مَا أَحْدَثُوا بَعْدَكَ Al Kautsar adalah sebuah sungai telaga yang diberikan kepadaku oleh Tuhanku di dalam surga. Padanya terdapat kebaikan yang baik. Umatku kelak akan mendatanginya di hari kiamat. Jumlah wadah-wadah bejana-bejananya sama dengan bilangan bintang-bintang. Diusir darinya seseorang hamba, maka aku berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya dia dari umatku.” Maka dikatakan, “Sesungguhnya kamu tidak mengetahui apa yang telah dibuat-buatnya sesudahmu.” HR. Ahmad; shahih Berdasarkan asbabun nuzul ini, sebagian ulama berpendapat surat Al Kautsar adalah madaniyah. Karena Anas bin Malik masuk Islam setelah Rasulullah hijrah ke Madinah. Namun ada pula yang berpendapat, surat ini turun di Makkah, lalu diturunkan lagi di Madinah. Ibnu Katsir dalam tafsirnya tidak memastikan apakah Al Kautsar ini makkiyah atau madaniyah. Asbabun nuzul yang lain, surat ini turun berkenaan dengan Ash bin Wail. Dia menghina Rasulullah sebagai abtar terputus karena putra beliau meninggal sehingga nasabnya terputus. Lalu Allah menurunkan surat ini memberitakan bahwa Ash bin Wail yang telah memusuhi Rasulullah itulah yang abtar. Peristiwa itu terjadi di Makkah sehingga menjadi hujjah bahwa surat ini merupakan surat Makkiyah. Baca juga Surat Yasin Tafsir Surat Al Kautsar Tafsir Surat Al Kautsar ini kami sarikan dari Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Fi Zhilalil Quran, Tafsir Al Azhar, Tafsir Al Munir, dan Tafsir Al Misbah. Kami berusaha mensarikan dari lima tafsir tersebut agar terhimpun banyak manfaat yang kaya khazanah tetapi tetap ringkas. إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ . فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ . إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus. QS. Al Kautsar 1-3 Baca juga Surat Al Lahab Surat Al Kautsar ayat 1 إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Kata a’thainaaka أعطينك berasal dari kata a’tha أعطى yang artinya adalah memberi. Biasa digunakan untuk pemberian yang menjadi milik pribadi seseorang. Kata al kautsar الكوثر berasal dari kata katsir كثير yang artinya adalah banyak. Bisa digunakan untuk menunjuk sesuatu yang bilangannya banyak, bisa pula untuk menunjuk sesuatu yang tinggi nilainya. Banyak makna al kautsar dalam ayat ini. Ada yang berpendapat maknanya adalah sungai di surga dengan berhujjah pada hadits di atas dan hadits-hadits sejenis yang menerangkan al kautsar. Ada yang berpendapat maknanya adalah keturunan Rasulullah sangat banyak. Merupakan dari lawan abtar, pada ayat terakhir. Meskipun putra-putra beliau meninggal semasa kecil, putri beliau Fatimah telah memberikan keturunan yang darinya Ali Zainal Abidin -yang selamat dari pembantaian di Karbala- kemudian memiliki banyak keturunan hingga saat ini. Ada pula yang berpendapat maknanya adalah nikmat yang banyak. Sebenarnya makna-makna ini tidak saling bertentangan. Al kautsar adalah nikmat yang banyak, yang diberikan Allah kepada Rasulullah, di antaranya adalah keturunan yang banyak dan telaga al kaustar di surga. Sehingga Sayyid Qutb menafsirkannya dalam Tafsir Fi Zilalil Quran “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak dan melimpah ruah, yang tidak bisa dihalangi dan tidak putus-putusnya. Baca juga Surat Al Waqiah Surat Al Kautsar ayat 2 فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah. Kata shalli صل adalah bentuk perintah dari shalat صلاة. Sedangkan kata inhar انحر berasal dari kata nahr نحر yang artinya pangkal leher, sekitar tempat meletakkan kalung. Dari sana muncul makna penyembelihan karena menyembelih unta itu di pangkal leher. Setelah diberi penegasan nikmat yang demikian banyak, maka Rasulullah diarahkan untuk mensyukuri nikmat itu dengan shalat dan berkorban. Qatadah, Atha’ dan Ikrimah mengatakan bahwa yang dimaksud ayat ini adalah mendirikan shalat idul adha dan menyembelih hewan qurban. Sedangkan Ibnu Jarir menjelaskan bahwa maknanya adalah jadikan seluruh shalatmu untuk Tuhanmu, dengan niat ikhlas hanya kepada-Nya, tidak kepada siapapun selain-Nya. Demikian pula jadikan hewan sembelihanmu hanya untuk-Nya, bukan untuk berhala-berhala. Itu semua kamu lakukan demi rasa syukur atas segala yang telah Dia berikan kepadamu berupa kemuliaan dan kebaikan yang tiada tandingannya. Dia mengkhususkan hal itu hanya untukmu. Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Tafsir Al Munir menjelaskan, melalui ayat ini Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan untuk senantiasa shalat. Ini merupakan kebalikan dari sifat orang yang meninggalkan shalat pada Surat Al Ma’un. Allah memerintahkan shalat dengan ikhlas lirabbika, lawan dari shalat yang riya’ pada Surat Al Ma’un. Baca juga Surat An Nasr Surat Al Kautsar ayat 3 إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus. Kata syani’aka شانئك berasal dari kata syana’aan شنآن yang artinya adalah kebencian. Kata ini digunakan untuk menunjukkan kebencian yang bukan pada tempatnya dan yang lahir dari iri hati. Ayat pertama menetapkan bahwa Rasulullah bukanlah orang yang terputus dari nikmat Allah. Ayat terakhir ini menegaskan bahwa orang yang membencinya justru yang terputus dari nikmat Allah. Ayat pertama menetapkan bahwa Rasulullah memiliki keturunan yang banyak, yang bertolak belakang dari hinaan orang-orang musyrikin Makkah yang menyebut Rasulullah abtar. Ayat terakhir ini menegaskan bahwa orang yang menghina Rasulullah itu justru orang yang pada akhirnya abtar. Ash bin Wail yang suka menghina Rasulullah “biarkan dia, sesungguhnya dia abtar” akhirnya justru menjadi orang abtar karena semua anaknya mati. Ia juga abtar karena terputus dari sejarah, namanya tidak dikenal kecuali dengan kejelekan. Juga abtar karena terputus dari nikmat Allah. Para pembenci Nabi pasti abtar sebagaimana ayat ini, walaupun ia punya anak banyak. Walid bin Mughirah yang membenci Nabi, ia punya sebelas anak. Tapi anaknya tidak melanjutkan misi dan pandangan Walid sehingga ia bisa disebut abtar. Terputus dari keturunannya dan terputus pula dari kebajikan. Orang yang abtar, jika dihubungkan dengan al kautsar yang bermakna telaga surga, ia juga tidak akan bisa meminum dari sana. Baca juga Isi Kandungan Surat Al Kautsar Penutup Surat Al Kautsar adalah surat yang menjelaskan bahwa Allah memberikan nikmat yang banyak kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Di antara nikmat yang banyak itu, Allah memberikan keturunan yang banyak kepada Rasulullah dan telaga kautsar di surga nanti. Surat ini memberikan arahan taujih Rabbani agar Rasulullah mensyukuri nikmat itu dengan shalat dan berqurban. Shalat yang semata-mata karena Allah dan berqurban juga untuk Allah. Surat ini juga merupakan mukjizat yang menjadi bukti kebenaran Rasulullah. Bahwa siapapun yang membenci Rasulullah, dia akan terputus dari kebaikan dan rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Di dunia, mereka terputus dari rahmat Allah dan terputus dari keturunannya, sedangkan di akhirat kelak mereka tidak bisa minum dari telaga kautsar. Demikian Surat Al Kautsar mulai dari terjemahan, asbabun nuzul, hingga tafsir. Semoga semakin menambah kecintaan kita kepada Rasulullah serta memotivasi kita untuk mendirikan shalat dan berqurban. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]
Surat Al – Muddatsir adalah salah satu surat dalam Al-Quran yang memiliki keistimewaan dalam sejarah Islam. Surat ini termasuk dalam golongan surat Makkiyah, artinya surat ini diturunkan pada masa awal kenabian Nabi Muhammad SAW saat beliau masih berdakwah di Al – Muddatsir mengandung pesan-pesan penting yang mengajarkan manusia tentang pentingnya beriman dan beramal saleh. Surat ini dimulai dengan perintah dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW untuk bangun dan bersiap-siap karena tugas yang berat yang menanti. Nabi Muhammad kemudian diberikan perintah untuk menyebarkan ajaran Islam dan menyeru manusia untuk beriman kepada Allah As Syutuhi menulis sebagai berikut Asy-Syaikhani meriwayatkan dari Jabir, ia mengatakan; Rasulullah berkata, "Aku menyepi di Gua Hira selama satu bulan. Ketika sudah selesai menyepi, maka aku turun ke arah lembah. Kemudian aku dipangil tetapi aku tidak melihat seorang pun. Aku lalu menengadahkan kepalaku Tiba-tiba ada malaikat yang datang kepadaku. Aku lalu pulang, kemudian aku katakan, 'Selimutulah aku.' Maka Allah menurunkan ayat, “Hai orang yang berselimut, bangunlah, lalu berilah peringatan!" Al-Muddassir 1-2.Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan mengenai ayat ini, orang yang diminta Rasulullah untuk menyelimutinya adalah istri beliau, Khadijah. Oleh Rasulullah, Khadijah juga diminta untuk mengompres beliau bahwa Rasulullah menyepi ke Gua Hira setelah Allah tak menurunkan wahyu kepada beliau untuk beberapa satu riwayat sahabat Nabi Ibnu Abbas pernah mengatakan, dalam satu majelis orang kafir Quraisy yakni pada jamuan makan yang dibuat oleh Al Walid ibnul Mugirah, Al Walid bertanya kepada orang-orang Quraisy."Bagaimanakah pendapat kalian dengan lelaki ini maksudnya Nabi Saw.?" Sebagian dari mereka mengatakan seorang penyihir, sebagian yang lain mengatakan bukan seorang penyihir. Dan sebagian yang lainnya lagi mengatakan seorang tukang tenung, maka sebagian yanglainnya menjawab bukan seorang tukang dari mereka ada yang mengatakan seorang penyair, dan sebagian yang lainnya menjawabnya bukan seorang penyair. Lalu sebagian dari mereka ada yang mengatakan bahwa bahkan dia adalah seorang penyihir yang belajar dari orang-orang dahulu. Akhirnya mereka sepakat menyebutnya sebagai seorang penyihir yang belajar dari orang-orang dahulu.”Selain itu, Surat Al - Muddatsir juga memberikan petunjuk bagi umat Islam untuk senantiasa berpegang teguh pada ajaran Islam dan menjauhi segala bentuk perbuatan yang dapat menyebabkan dosa. Surat ini mengajarkan pentingnya menjaga diri dari godaan dan menghindari perilaku buruk yang dapat menghancurkan moral dan akhlak Al - Muddatsirjuga menjadi pengingat bagi manusia tentang pentingnya menjaga kesehatan fisik dan spiritual. Surat ini mengajarkan pentingnya menjaga kesehatan tubuh dan jiwa agar dapat beribadah dengan baik kepada Allah SWT dan memperoleh keberkahan hidup di dunia dan di Surat Al - Muddatsirmemiliki tema penting tentang keimanan, ketaqwaan, dan keberanian dalam menyebarkan agama Islam. Surat ini menjadi pengingat bagi umat Islam untuk terus berjuang dalam menyebarkan ajaran Islam meskipun menghadapi tantangan yang berat. Semoga kita dapat belajar dari surat ini dan mengambil pelajaran yang berharga dalam kehidupan kita sehari-hari.
Jakarta - Ayat 1-7 surat Al Mudatsir berisi tentang beberapa perintah Allah SWT yang ditujukan kepada Rasul-Nya. Ayat ini kerap disebut sebagai ayat tentang kebersihan, tepatnya pada ayat Al Mudatsir adalah surat ke-74 dalam urutan mushaf Al Quran. Surat ini terdapat dalam juz 29. Nama Al Mudatsir المدثّر diambil dari ayat pertama pada permulaan surat. Al Mudatsir artinya orang-orang yang berkemul atau ulama Ulumul Quran sepakat surat Al Mudatsir diturunkan di Kota Mekkah dan tergolong surat Makkiyah. Surat ini disusun pada urutan tepat setelah surat Al Muzzammil dan sebelum surat Al keseluruhan, surat Al Muddassir terdiri dari 56 ayat. Berikut terjemahan ayat 1-7 surat Al Mudatsirيٰٓاَيُّهَا الْمُدَّثِّرُۙ - ١Artinya 1. Wahai orang yang berkemul berselimut!قُمْ فَاَنْذِرْۖ - ٢Artinya 2. bangunlah, lalu berilah peringatan!وَرَبَّكَ فَكَبِّرْۖ - ٣Artinya 3. dan agungkanlah Tuhanmu,وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْۖ - ٤Artinya 4. dan bersihkanlah pakaianmu,وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْۖ - ٥Artinya 5. dan tinggalkanlah segala perbuatan yang keji,وَلَا تَمْنُنْ تَسْتَكْثِرُۖ - ٦Artinya 6. dan janganlah engkau Muhammad memberi dengan maksud memperoleh balasan yang lebih فَاصْبِرْۗ - ٧Artinya 7. Dan karena Tuhanmu, nuzul ayat 1-7 surat Al MudatsirAda beberapa versi mengenai sebab turunnya ayat-ayat pada surat Al Muddassir. Dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa ayat pertama surat Al Mudatsir adalah ayat Al Quran yang pertama kali diturunkan kepada Rasulullah SAW. Pendapat ini merujuk pada riwayat Imam Bukhari dalam Bukhari mengatakan melalui hadits Yahya ibnu Abu Kasir, dari Abu Salamah, dari Jabir; ia pernah mengatakan bahwa ayat Al-Qur'an yang mula-mula diturunkan adalah firman-Nya Hai orang yang berkemul berselimut. Al-Muddassir1Namun demikian, jumhur ulama sepakat bahwa ayat yang pertama kali diturunkan adalah surat Al-Alaq ayat 1-5. Kala itu Jibril turun dengan membawa wahyu "Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu Yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari 'alaq. Bacalah dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar manusia dengan perantaraan qalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. Al-'Alaq 1-5.Pendapat lain berasal dari Imam Thabrani. Namun, dia meriwayatkan dengan sanad yang lemah dari jalur Ibnu Abbas. Tatkala Walid ibnul-Mughirah bertanya kepada orang-orang Quraisy terkait Nabi Muhammad SAW, sebagian dari mereka mengatakan bahwa apa yang dibawa oleh Rasulullah SAW merupakan sihir yang dipelajari dari orang-orang ucapan tersebut, Rasulullah SAW merasa sedih lantas menutup kepalanya dan menyelimuti tubuhnya dengan selimut. Lalu, turunlah ayat "Wahai orang yang berkemul berselimut! hingga ayat ke-7 surat Al Mudatsir. Demikian seperti dikutip dari buku Asbabun Nuzul yang disusun Ach Fawaid. Simak Video "Permintaan Maaf Wanita Simpan Al-Qur'an Dekat Sesajen-Akui Tertarik Islam" [GambasVideo 20detik] kri/row
Jakarta - Isi kandungan surah Al Mudatsir ayat 1-7 berkaitan dengan sejumlah perintah Allah SWT pada rasulNya. Khususnya pada ayat 4-5 membahas tentang kebersihan sehingga dinamakan Al Mudatsir المدثّر diambil dari ayat pertama pada permulaan surat. Al Mudatsir artinya orang-orang yang berkemul atau ulama Ulumul Quran sepakat, surah yang terdapat dalam juz 29 ini diturunkan di Kota Makkah dan tergolong surat Makkiyah. Surat ini disusun pada urutan tepat setelah surat Al Muzzammil dan sebelum surat Al Qiyamah. Tafsir Ibnu Katsir menyebut, ayat-ayat dalam surah Al Mudatsir termasuk dalam ayat Al-Qur'an pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad dari pendapat ini adalah salah satu riwayat hadits Imam Bukhari dalam shahihnya. Imam Bukhari mengatakan melalui hadits Yahya ibnu Abu Kasir, dari Abu Salamah, dari Jabir."Ayat Al-Qur'an yang mula-mula diturunkan adalah firman-Nya Hai orang yang berkemul berselimut. Al-Muddassir1," demikian penjelasan riwayat Imam demikian, jumhur ulama sepakat bahwa ayat yang pertama kali diturunkan adalah surat Al-Alaq ayat secara keseluruhan, surah yang termasuk dalam urutan ke-74 ini terdiri dari 56 ayat. Berikut terjemahan ayat 1-7 surat Al الْمُدَّثِّرُۙ - ١Artinya 1. Wahai orang yang berkemul berselimut!قُمْ فَاَنْذِرْۖ - ٢Artinya 2. bangunlah, lalu berilah peringatan!وَرَبَّكَ فَكَبِّرْۖ - ٣Artinya 3. dan agungkanlah Tuhanmu,وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْۖ - ٤Artinya 4. dan bersihkanlah pakaianmu,وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْۖ - ٥Artinya 5. dan tinggalkanlah segala perbuatan yang keji,وَلَا تَمْنُنْ تَسْتَكْثِرُۖ - ٦Artinya 6. dan janganlah engkau Muhammad memberi dengan maksud memperoleh balasan yang lebih فَاصْبِرْۗ - ٧Artinya 7. Dan karena Tuhanmu, Nuzul Surah Al Mudatsir Ayat 1-7Asbabun nuzul atau sebab turunnya surah Al Mudatsir pernah dijelaskan oleh Imam Thabrani. Namun, periwayatannya dianggap bersanad lemah dari jalur Ibnu Thabrani berpendapat, suatu hari, Walid ibnul-Mughirah pernah bertanya pada orang-orang Quraisy soal Nabi Muhammad SAW. Namun, sebagian dari orang Quraisy berpendapat, apa yang dibawa oleh Rasulullah SAW merupakan sihir yang dipelajari dari orang-orang Rasulullah SAW mendengar hal itu. Beliau pun merasa sedih lantas menutup kepalanya dan menyelimuti tubuhnya dengan turunlah ayat "Wahai orang yang berkemul berselimut! hingga ayat ke-7 surah Al Mudatsir. Demikian seperti dikutip dari buku Asbabun Nuzul yang disusun Ach Fawaid. Simak Video "Sholawat" [GambasVideo 20detik] rah/lus
74. QS. Al-Muddassir Orang yang Berkemul 56 ayat بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ يٰۤاَيُّهَا الۡمُدَّثِّرُ Yaaa ayyuhal muddassir 1. Wahai orang yang berkemul berselimut! قُمۡ فَاَنۡذِرۡ Qum fa anzir 2. bangunlah, lalu berilah peringatan! وَرَبَّكَ فَكَبِّرۡ Wa rabbaka fakabbir 3. dan agungkanlah Tuhanmu, وَثِيَابَكَ فَطَهِّرۡ Wa siyaabaka fatahhir 4. dan bersihkanlah pakaianmu, وَالرُّجۡزَ فَاهۡجُرۡ Warrujza fahjur 5. dan tinggalkanlah segala perbuatan yang keji, وَلَا تَمۡنُنۡ تَسۡتَكۡثِرُ Wa laa tamnun tastaksir 6. dan janganlah engkau Muhammad memberi dengan maksud memperoleh balasan yang lebih banyak. وَ لِرَبِّكَ فَاصۡبِرۡؕ Wa li Rabbika fasbir 7. Dan karena Tuhanmu, bersabarlah. فَاِذَا نُقِرَ فِى النَّاقُوۡرِۙ Fa izaa nuqira fin naaquur 8. Maka apabila sangkakala ditiup, فَذٰلِكَ يَوۡمَٮِٕذٍ يَّوۡمٌ عَسِيۡرٌۙ Fazaalika yawma 'iziny yawmun 'asiir 9. maka itulah hari yang serba sulit, عَلَى الۡكٰفِرِيۡنَ غَيۡرُ يَسِيۡرٍ 'Alal kaafiriina ghayru yasiir 10. bagi orang-orang kafir tidak mudah. ذَرۡنِىۡ وَمَنۡ خَلَقۡتُ وَحِيۡدًا Zamii wa man khalaqtu wahiidaa 11. Biarkanlah Aku yang bertindak terhadap orang yang Aku sendiri telah menciptakannya, وَّجَعَلۡتُ لَهٗ مَالًا مَّمۡدُوۡدًا Wa ja'altu lahuu maalam mamduudaa 12. dan Aku beri kekayaan yang melimpah, وَّبَنِيۡنَ شُهُوۡدًا Wa baniina shuhuudaa 13. dan anak-anak yang selalu bersamanya, وَّمَهَّدتُّ لَهٗ تَمۡهِيۡدًا Wa mahhattu lahuu tamhiida 14. dan Aku beri kelapangan hidup seluas-luasnya. ثُمَّ يَطۡمَعُ اَنۡ اَزِيۡدَ Summa yat ma'u an aziid 15. Kemudian dia ingin sekali agar Aku menambahnya. كَلَّا ؕ اِنَّهٗ كَانَ لِاٰيٰتِنَا عَنِيۡدًا Kallaaa innahuu kaana li Aayaatinaa 'aniidaa 16. Tidak bisa! Sesungguhnya dia telah menentang ayat-ayat Kami Al-Qur'an. سَاُرۡهِقُهٗ صَعُوۡدًا Sa urhiquhuu sa'uudaa 17. Aku akan membebaninya dengan pendakian yang memayahkan. اِنَّهٗ فَكَّرَ وَقَدَّرَۙ Innahuu fakkara wa qaddar 18. Sesungguhnya dia telah memikirkan dan menetapkan apa yang ditetapkannya, فَقُتِلَ كَيۡفَ قَدَّرَۙ Faqutila kayfa qaddar 19. maka celakalah dia! Bagaimana dia menetapkan? ثُمَّ قُتِلَ كَيۡفَ قَدَّرَۙ Summa qutila kaifa qaddar 20. Sekali lagi, celakalah dia! Bagaimana dia menetapkan?
asbabun nuzul surat al mudatsir