3 (ﺍﻠﻌﺩﻞ) Al Adl yang artinya sikap yang sifat adil yang diajarkan islam kepada umat manusia. b. Tafsir ayat dalam ayat ini ( al-maidah: 8) didahulukannya Al-Qisth dari Al-Adl karna ingin mengingatkan perjanjian dengan Allah dan rosul. pentingnya melakasanakan secara sempurna seluruh perjanjian itulah kandungan qowwamun. SurahAl-Fath (Arab: الفتح , “Kemenangan”) adalah surah ke-48 dalam Alquran. Surah ini tergolong surah Madaniyah yang terdiri atas 29 ayat. Dinamakan Al-Fath yang berarti Kemenangan diambil dari perkataan Fat-han yang terdapat pada ayat pertama surah ini. Sebagian besar dari ayat-ayat surah ini menerangkan hal-hal yang berhubungan FormatSurah: PNG. Ukuran File Surah: 1.6mb surat al kahfi ayat 17. Tanggal post: Juni 2020. Jumlah halaman surah: 203 Halaman. Baca: Surah Al Kahfi Ayat 17 Qs 18 17 Tafsir Alquran Surah Nomor 18 Ayat 17. Surat Al Kahfi Ayat 17 18 Judul Situs. Judul Surah: Surat Al Kahfi Ayat 17 18 Judul Situs. Format Surah: MP3. SurahAl Isra Ayat 32 Arti Perkata. Baca Surat Al Maidah Ayat 86 - 90 Beserta Artinya & MP3 Audio. √Yuk kita mengaji Tajwid surat Yunus ayat 40-41 dan artinya. PENAFSIRAN AL-QUR’AN SURAT AL-MAIDAH AYAT 51 Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri. terjemah kan perkata surat àl maidah ayat 32,90,91 BABALQUR-AANUL KARIIM (Pengertian) al Qur-aan dalam bahasa : (Al Qur-an adalah bentuk) masdar (dari) Qoro-a dengan makna membaca atau dengan makna mengumpulkan.Anda mengatakan Qoro-a Qur-an wa Qur-aanan seperti (halnya jika) anda mengatakan Ghofaro Ghufron wa Ghufroonan .Makna pertama [membaca] (adalah bentuk) masdar dengan makna isim TafsirSurat Al-Maidah Ayat 48, Bukti Allah SWT Menghendaki Keragaman. Surat al-Maidah disebut juga dengan Surat al-Uqud. Menurut Muhammad al-Ghazali penamaan yang terakhir ini lebih menunjukan kepada tema yang ada dalam surat ini, sedangkan penamaan yang pertama lebih merujuk kepada permintaan hawwariyyun terhadap Isa AS untuk menurunkan . Ayat 44. هُدًى فِيْهَا التَّوْرٰةَ إِنَّا أَنْزَلْنَا ada petunjuk di dalamnya Kitab Taurat sungguh, Kami yang menurunkan أَسْلَمُوْا الَّذِيْنَ يَحْكُمُ بِهَا النَّبِيُّوْنَ وَّنُوْرٌۚ berserah diri kepada Allah yang Kitab itu sebagai dasar pengambil keputusan para nabi dan cahaya بِمَا اسْتُحْفِظُوْا وَالْأَحْبَارُ وَالرَّبَّانِيُّوْنَ لِلَّذِيْنَ هَادُوْا sebab mereka diperintahkan memelihara dan pendeta-pendeta mereka demikian juga para ulama mereka atas perkara orang Yahudi فَلَا تَخْشَوُا شُهَدَاءَۚ وَكَانُوْا عَلَيْهِ مِنْ كِتٰبِ اللّٰهِ karena itu janganlah takut mereka menjadi saksi kitab-kitab Allah بِاٰيٰتِيْ وَلَا تَشْتَرُوْا وَاخْشَوْنِ النَّاسَ ayat-ayat-Ku tetapi takutlah kepada-Ku kepada manusia لَّمْ يَحْكُمْ وَمَنْ قَلِيْلًاۗ ثَمَنًا tidak memutuskan murah هُمُ الْكٰفِرُوْنَ فَأُولٰئِكَ بِمَا أَنْزَلَ اللّٰهُ orang-orang kafir maka mereka itulah dengan apa yang diturunkan Allah Ayat 45. أَنَّ النَّفْسَ فِيْهَا عَلَيْهِمْ وَكَتَبْنَا bahwa nyawa di dalamnya Taurat bagi mereka Kami telah menetapkan وَالْأَنْفَ بِالْعَيْنِ وَالْعَيْنَ بِالنَّفْسِ dengan mata dibalas dengan nyawa وَالسِّنَّ بِالْأُذُنِ وَالْأُذُنَ بِالْأَنْفِ dengan telinga dengan hidung فَمَنْ قِصَاصٌۗ وَالْجُرُوْحَ بِالسِّنِّۙ ada qisasnya balasan yang sama dan luka-luka pun dengan gigi كَفَّارَةٌ فَهُوَ تَصَدَّقَ بِهٖ menjadi penebus dosa maka itu melepaskan hak qisasnya لَّمْ يَحْكُمْ وَمَنْ لَّهٗۗ tidak memutuskan perkara baginya هُمُ الظّٰلِمُوْنَ فَأُولٰئِكَ بِمَا أَنْزَلَ اللّٰهُ orang-orang zalim maka mereka itulah menurut apa yang diturunkan Allah Ayat 46. بِعِيْسَى ابْنِ مَرْيَمَ عَلٰى اٰثَارِهِمْ وَقَفَّيْنَا dengan mengutus Isa putra Maryam jejak mereka مِنَ التَّوْرٰىةِۖ لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مُصَدِّقًا yaitu Taurat Kitab yang sebelumnya membenarkan فِيْهِ الْإِنْجِيْلَ وَاٰتَيْنٰهُ di dalamnya Injil dan Kami menurunkan kepadanya لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَمُصَدِّقًا وَّنُوْرٌۙ هُدًى Kitab yang sebelumnya dan membenarkan dan cahaya terdapat petunjuk ۗلِّلْمُتَّقِيْنَ وَّمَوْعِظَةً وَهُدًى مِنَ التَّوْرٰىةِ untuk orang-orang yang bertakwa serta pengajaran dan sebagai petunjuk yaitu Taurat Ayat 47. وَمَنْ فِيْهِۗ بِمَا أَنْزَلَ اللّٰهُ وَلْيَحْكُمْ أَهْلُ الْإِنْجِيْلِ di dalamnya menurut apa yang diturunkan Allah dan hendaklah pengikut Injil memutuskan perkara الْفٰسِقُوْنَ فَأُولٰئِكَ هُمُ بِمَا أَنْزَلَ اللّٰهُ لَّمْ يَحْكُمْ orang-orang fasik maka mereka itulah menurut apa yang diturunkan Allah tidak memutuskan perkara Ayat 48. بِالْحَقِّ الْكِتٰبَ إِلَيْكَ وَأَنْزَلْنَا dengan membawa kebenaran Kitab Al-Quran kepadamu Muhammad dan Kami telah menurunkan وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ مِنَ الْكِتٰبِ لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مُصَدِّقًا dan menjaganya apa yang diturunkan sebelumnya yang membenarkan وَلَا تَتَّبِعْ بِمَا أَنْزَلَ اللّٰهُ بَيْنَهُمْ فَاحْكُمْ dan janganlah engkau mengikuti menurut apa yang diturunkan Allah perkara mereka maka putuskanlah لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ مِنَ الْحَقِّۗ عَمَّا جَاءَكَ أَهْوَاءَهُمْ untuk setiap umat di antara kamu, Kami berikan dengan meninggalkan yang telah datang kepadamu keinginan mereka لَجَعَلَكُمْ وَلَوْ شَاءَ اللّٰهُ وَّمِنْهَاجًاۗ شِرْعَةً niscaya kamu dijadikan-Nya dan jalan yang terang aturan فَاسْتَبِقُوا فِيّ مَا اٰتٰكُمْ وَّلٰكِنْ لِّيَبْلُوَكُمْ أُمَّةً وَّاحِدَةً maka berlomba-lombalah terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu tetapi Allah hendak menguji kamu satu umat saja جَمِيْعًا مَرْجِعُكُمْ إِلَى اللّٰهِ الْخَيْرٰتِۗ semuanya kamu kembali hanya kepada Allah berbuat kebajikan ۙتَخْتَلِفُوْنَ بِمَا كُنْتُمْ فِيْهِ فَيُنَبِّئُكُمْ kamu perselisihkan terhadap apa yang dahulu lalu diberitahukan-Nya kepadamu Ayat 49. أَنْزَلَ اللّٰهُ بِمَا بَيْنَهُمْ وَأَنِ احْكُمْ telah diturunkan Allah menurut apa yang di antara mereka dan hendaklah engkau memutuskan perkara أَنْ يَّفْتِنُوْكَ وَاحْذَرْهُمْ أَهْوَاءَهُمْ وَلَا تَتَّبِعْ jangan sampai mereka memperdayakan engkau dan waspadalah terhadap mereka keinginan mereka dan janganlah engkau mengikuti فَإِنْ تَوَلَّوْا إِلَيْكَۗ أَنْزَلَ اللّٰهُ عَنْ بَعْضِ مَا jika mereka berpaling dari hukum yang telah diturunkan Allah kepadamu telah diturunkan Allah terhadap sebagian apa yang بِبَعْضِ أَنْ يُصِيْبَهُمْ أَنَّمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ فَاعْلَمْ disebabkan sebagian menimpakan musibah kepada mereka bahwa sesungguhnya Allah berkehendak maka ketahuilah لَفٰسِقُوْنَ مِّنَ النَّاسِ وَإِنَّ كَثِيْرًا ذُنُوْبِهِمْۗ adalah orang-orang yang fasik manusia dan sungguh, kebanyakan dosa-dosa mereka Ayat 50. وَمَنْ يَبْغُوْنَۗ الْجَاهِلِيَّةِ أَفَحُكْمَ hukum siapakah yang yang mereka kehendaki Jahiliyah يُوْقِنُوْنَ لِّقَوْمٍ مِنَ اللّٰهِ حُكْمًا أَحْسَنُ meyakini agamanya bagi orang-orang yang daripada hukum Allah lebih baik Surat Al Maidah ayat 48 adalah ayat tentang Al-Qur’an sebagai pedoman hidup. Berikut ini arti, tafsir, dan kandungan maknanya. Surat Al Maidah termasuk madaniyah. Menurut riwayat Imam Ahmad, surat ini turun ketika Rasulullah sedang naik unta. Hampir saja paha unta itu patah karena begitu beratnya wahyu yang Rasulullah shallallahu alaihi wasallam terima. Demikian pula ayat 48 ini juga tergolong madaniyah. Nama surat ini Al Maidah المائدة yang artinya hidangan karena di antara kandungan surat ini adalah kisah tentang turunnya al maidah hidangan dari langit setelah para pengikut Nabi Isa hawariyyun memintanya. Al maidah yang hawariyyun memintanya merupakan bukti kerasulan Nabi Isa dan sekaligus menjadi hari raya bagi mereka. Surat Al Maidah Ayat 48 Beserta ArtinyaTafsir Surat Al Maidah Ayat 481. Iman kepada Al Quran dan Kitab-Kitab Sebelumnya2. Al Quran sebagai pedoman hidup3. Tiap umat memiliki syariat masing-masing4. Berlomba-lomba dalam kebaikan5. Semua akan kembali kepada AllahKandungan Surat Al Maidah ayat 48 Surat Al Maidah Ayat 48 Beserta Artinya Berikut ini Surat Al Maidah Ayat 48 dalam tulisan Arab, tulisan Latin, dan artinya dalam bahasa Indonesia وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ ۖ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ عَمَّا جَاءَكَ مِنَ الْحَقِّ ۚ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا ۚ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَٰكِنْ لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آتَاكُمْ ۖ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ ۚ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ Wa anzalnaa ilaikal kitaaba bil haqqi mushoddiqol limaa baina yadaihi minal kitaabi wamuhaiminan alaihi. Fahkum bainahum bimaa anzalalloohu walaa tattabi’ ahwaa,ahum ammaa jaa,aka minal haq. Likulling ja’alnaa mingkum syir’ataw waminhaajaa. Walau syaa,alloohu laja’alakum ummataw waahidataw walaakil liyabluwakum fii maa aataakum. Fastabiqul khoiroot. Ilalloohi marji’ukum jamii’aang fayunabbi,ukum bimaa kungtum fiihi takhtalifuun ArtinyaDan Kami telah turunkan kepadamu Al-Qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu. Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat saja, tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu. Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu. Baca juga Ayat Kursi Tafsir Surat Al Maidah ayat 48 ini kami sarikan dari Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Fi Zhilalil Quran, Tafsir Al Azhar dan Tafsir Al Munir. Harapannya, agar terhimpun banyak faedah yang kaya khazanah keilmuan tetapi tetap ringkas. Kami memaparkannya menjadi beberapa poin mulai dari redaksi ayat dan artinya. Kemudian tafsirnya yang merupakan intisari dari tafsir-tafsir di atas. 1. Iman kepada Al Quran dan Kitab-Kitab Sebelumnya Poin pertama dari Surat Al Maidah ayat 48, Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan salah satu fungsi Al-Qur’an. وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ ۖ Dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu. Ayat ini menjelaskan bahwa Allah telah menurunkan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam dengan haq. “Yakni membawa kebenaran dan tiada keraguan di dalamnya,” tulis Ibnu Katsir dalam tafsirnya. Kata mushoddiqo مصدقا artinya adalah membenarkan. Yang dibenarkan adalah kitab-kitab suci sebelum Al-Qur’an. Meskipun kata minal kitaab من الكتاب berbentuk mufrad tunggal, makna yang dimaksudkan adalah jamak, yakni al kutub الكتب. Kitab-kitab yang dibenarkan Al-Qur’an tersebut Taurat, Zabir dan Injil. Yakni Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa alaihis salam. Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud alaihis salam. Dan Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa alaihis salam. Sebelum ketiga kitab itu diubah oleh manusia. Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Tafsir Al Munir menjelaskan, muhaiminan alaih مهيمنا عليه artinya adalah pengawas, pengontrol, dan penjaga kitab-kitab terdahulu serta menjadi saksi terhadapnya sekaligus menjadi saksi untuknya mengenai keabsahannya. Ini salah satu fungsi Al-Qur’an. Selain membenarkan bahwa Allah pernah menurunkan kitab Taurat, Zabur dan Injil, Al-Qur’an juga menjadi hakim atas keabsahan kitab-kitab tersebut. Sehingga ketika saat ini didapati ada kitab yang isinya bertentangan dengan Al-Qur’an, maka ia tidak bisa dipercaya keotentikannya. “Apa saja isi dari kitab terdahulu yang sesuai dengan Al-Qur’an, maka itu adalah benar. Dan apa saja isi dari kitab terdahulu yang tidak sesuai dengan Al-Qur’an, maka itu adalah batil,” kata Ibnu Juraij seperti dikutip Ibnu Katsir dalam Tafsirnya. Baca juga Asmaul Husna 2. Al Quran sebagai pedoman hidup Poin kedua dari Surat Al Maidah ayat 48, Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan berpegang kepada Al-Qur’an. Menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup. فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ عَمَّا جَاءَكَ مِنَ الْحَقِّ ۚ Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Ibnu Abbas menjelaskan bahwa Surat Al Maidah ayat 48 ini turun berkenaan dengan orang-orang ahli kitab yang meminta keputusan kepada Rasulullah. Awalnya, Rasulullah diberi pilihan untuk memutuskan perkara mereka atau mengembalikan perkara itu kepada kitab mereka masing-masing. Namun kemudian Allah menurunkan ayat ini. “Dengan turunnya ayat ini,” kata Ibnu Katsir, “Allah memerintahkan Rasulullah untuk memutuskan perkara di antara mereka ahli kitab dengan apa yang ada pada Al-Qur’an.” Rasulullah tidak boleh memutuskan dengan mengikuti hawa nafsu mereka. Termasuk dengan kitab mereka yang sudah terdistorsi dan sudah mereka ubah sesuai hawa nafsu. Ayat ini juga berlaku umum, bahwa segala keputusan orang beriman hendaklah berdasarkan Al-Qur’an dan tidak boleh ada yang bertentangan dengannya. “Agama ini telah sempurna, nikmat yang Allah berikan kepada kaum muslimin sudah cukup dan Allah telah meridhai agama Islam ini menjadi manhaj kehidupan semua manusia. Sudah tidak ada jalan lagi di sana untuk merevisi atau mengganti agama ini. Tidak ada jalan lagi untuk meninggalkan sebagian hukumnya dengan beralih kepada hukum lain atau meninggalkan sebagaian syariatnya dan berpindah kepada syariat lain,” tegas Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zilalil Quran. Baca juga Surat Al Kafirun 3. Tiap umat memiliki syariat masing-masing Poin ketiga dari Surat Al Maidah ayat 48, Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan bahwa tiap umat memiliki syariat dan manhaj masing-masing. لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا ۚ Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Menurut Ibnu Abbas dan Mujahid, syir’ata شرعة adalah tuntunan, minhaja منهاجا adalah jalan. Syaikh Wahbah Az Zuhaili menjelaskan, syir’ata شرعة adalah apa yang disyariatkan Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk para hambaNya berupa agama, sistem, aturan dan hukum-hukumnya. Sedangkan minhaja منهاجا adalah jalan terang yang manusia tempuh dalam beragama. Ibnu Katsir menjelaskan, seluruh Nabi dan Rasul, ajaran tauhidnya sama. Yakni laa ilaaha illallah. Sebagaimana firman-Nya وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat untuk menyerukan “Sembahlah Allah saja, dan jauhilah Thaghut itu” QS. An Nahl 36 Adapun syariatnya, yakni mengenai perintah dan larangan, kadang berbeda-beda. “Adakalanya syairat mengharamkan sesuatu, kemudian syariat yang lain/berikutnya menghalalkan sesuatu itu. Begitu pula kebalikannya. Ada yang sesutau syariat meringankannya, sedangkan syariat yang lain/berikutnya memperberat sesuatu tersebut,” tulis Ibnu Katsir. “Hal demikian itu karena mengandung hikmah yang tidak terbatas serta hujjah yang jelas bagi Allah dalam menentukannya.” Baca juga Surat Al Hujurat ayat 12 4. Berlomba-lomba dalam kebaikan Poin keempat dari Surat Al Maidah ayat 48, Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan hamba-hambaNya agar berlomba-lomba dalam kebaikan. وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَٰكِنْ لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آتَاكُمْ ۖ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ ۚ Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat saja, tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu. Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Seandainya Allah menghendaki, mudah saja bagiNya menjadikan seluruh manusia sejak Nabi Adam hingga kiamat tiba menjadi satu umat saja. Namun, Allah hendak menguji manusia. Karenanya, Dia memerintahkan untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Ibnu Katsir menjelaskan, Allah telah menetapkan berbagai macam syariat untuk menguji hamba-hambaNya dengan memberi pahala kepada orang yang taat dan menyiksa mereka yang durhaka. “Berlomba-lombalah kamu semuanya berbuat pekerjaan-pekerjaan yang baik di dalam dunia ini, dengan memegang pokok pertama yaitu ketaatan kepada Allah dan percaya bahwa di belakang hidup yang sekarang ini ada lagi hidup akhirat,” tulis Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar. 5. Semua akan kembali kepada Allah Poin kelima dari Surat Al Maidah ayat 48, Allah Subhanahu wa Ta’ala menegaskan bahwa manusia akan kembali kepada-Nya. إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu. Seperti kata Buya Hamka di akhir poin sebelumnya, di belakang hidup yang sekarang ini ada lagi hidup akhirat. Ini yang harus kokoh kita yakini. Bahwa kita semua akan kembali kepada Allah dan akan diberitahukan apa yang diperselisihkan. Apa yang mereka perselisihkan itu adalah tentang akhirat itu sendiri. Orang kafir tidak percaya adanya akhirat, mereka berselisih mengenai hal yang pasti ini. Karenanya kelak mereka akan diberitahu dan mendapatkan balasannya siksa neraka. Sedangkan bagi mukmin yang beramal shalih, mereka pun akan mendapat balasannya berupa surga. Baca juga Isi Kandungan Surat Al Maidah ayat 48 Kandungan Surat Al Maidah ayat 48 Berikut ini adalah isi kandungan Surat Al Maidah ayat 48 Allah menurunkan Al-Qur’an sebagai kitab yang benar, tiada keraguan di dalamnya. Ia membenarkan kitab-kitab sebelumnya sekaligus menjadi hakim atas kitab-kitab itu. Sebab kitab-kitab sebelum Al-Qur’an sudah tidak otentik lagi setelah manusia mengubahnya. Al-Qur’an adalah pegangan hidup. Ia harus menjadi pedoman dalam memutuskan segala sesuatu. Setiap umat memiliki syariat dan hukum sendiri-sendiri sesuai dengan zaman dan kondisi hidup mereka saat itu. Namun, secara aqidah dan pokok agama semuanya sama yakni bertauhid kepada Allah. Allah menjadikan umat manusia beragam untuk menguji mereka dan memberi kesempatan untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Semua manusia akan kembali kepada Allah dan mendapatkan balasan atas apa yang mereka yakini dan apa yang mereka kerjakan di dunia. Ayat ini merupakan ayat yang memotivasi untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Fastabiqul khairat. Demikian Surat Al Maidah ayat 48 mulai dari tulisan Arab dan latin, terjemah dalam bahasa Indonesia, tafsir, dan isi kandungan maknanya. Semoga bermanfaat dan mengokohkan kita untuk menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/BersamaDakwah] Hello Readers! Apakah kamu pernah mendengar tentang Hadits Al Maidah Ayat 48? Hadits ini merupakan salah satu hadits yang sangat penting dalam ajaran Islam. Dalam artikel kali ini, kita akan membahas arti dan makna dari hadits ini secara lebih mendalam. Apa itu Hadits Al Maidah Ayat 48? Hadits Al Maidah Ayat 48 merupakan salah satu hadits yang berasal dari kitab suci Al-Quran. Ayat ini menyatakan bahwa Allah SWT telah menurunkan sebuah kitab suci, yaitu Al-Quran, untuk menjadi pedoman bagi umat manusia. Dalam ayat ini juga dijelaskan bahwa setiap umat beragama memiliki ajaran dan prinsip yang berbeda-beda, namun kita harus tetap menjaga kerukunan dan saling menghormati satu sama lain. Mengenal Arti dan Makna Hadits Al Maidah Ayat 48 Pada dasarnya, hadits Al Maidah Ayat 48 mengajarkan kita untuk saling menghormati dan menghargai perbedaan di antara umat manusia. Sebagai manusia, kita memiliki hak untuk memilih ajaran dan keyakinan yang sesuai dengan hati nurani kita. Namun, kita juga harus menghormati pilihan orang lain yang mungkin berbeda dengan kita. Selain itu, hadits ini juga mengajarkan kita untuk menjaga kerukunan dan perdamaian di antara umat beragama. Kita harus selalu mengutamakan dialog dan toleransi sebagai cara untuk menyelesaikan perbedaan yang mungkin terjadi. Makna dari hadits Al Maidah Ayat 48 ini sangat relevan dengan kondisi dunia saat ini. Di mana sering terjadi konflik dan perpecahan yang didasari oleh perbedaan agama atau keyakinan. Oleh karena itu, kita sebagai umat manusia harus selalu mengingat pesan dari hadits ini dan berusaha untuk menjaga persatuan dan kerukunan di antara kita. Kesimpulan Hadits Al Maidah Ayat 48 mengajarkan kita untuk saling menghormati dan menghargai perbedaan di antara umat manusia. Kita harus selalu mengutamakan dialog dan toleransi sebagai cara untuk menyelesaikan perbedaan yang mungkin terjadi. Makna dari hadits ini sangat relevan dengan kondisi dunia saat ini yang sering terjadi konflik dan perpecahan yang didasari oleh perbedaan agama atau keyakinan. Oleh karena itu, kita harus selalu mengingat pesan dari hadits ini dan berusaha untuk menjaga persatuan dan kerukunan di antara kita. Terima kasih telah membaca artikel ini dan sampai jumpa kembali di artikel menarik lainnya.

arti perkata al maidah ayat 48